SURABAYA, AWN (06/12/21) – Gunung Semeru meletus, Sabtu (4/12). Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa langsung memerintahkan BPBD Jatim dan Dinas Sosial untuk mengirimkan bantuan, peralatan dan logistik untuk menangani penduduk yang terkena dampak erupsi, termasuk pengungsi.
Ratusan paket bantuan untuk masyarakat Lumajang yang terkena dampak erupsi Gunung Semeru dikirim ke Lumajang sejak Sabtu (4/12) malam.
Paket bantuan yang dikirimkan berupa beras, lauk pauk, tambah gizi, selimut, family kids, baju anak-anak, dan sembako. Selain itu, bantuan lain juga dikirimkan yaitu terpal, kantong mayat, pampers, masker kain, masker medis, sandang, air, biskuit bayi, minyak telon, minyak kayu putih, dan suplemen.
Selain itu, juga dikirimkan Trail, Chainsaw, Tenda pengungsi, Tenda posko, Genset, Light Tower, Velbed, Sleeping bag, Police Line, Cangkul, Sekrop, Kabel, Jurigen, Sepatu boot, Kacamata google, Toolkit, Helm dan Antena tower hidrolis.
“Saya bersama Bupati Lumajang meninjau lokasi kejadian dan menyisir apa-apa saja yang dibutuhkan masyarakat,” ungkap Khofifah saat meninjau dampak erupsi Gunung Semeru di Dusun Renteng, Desa Sumber Wulu, Kec.Candi Puro, Lumajang, Minggu (5/12).
Khofifah mengatakan, Bantuan yang saat ini dikirimkan adalah sebagai langkah awal kesigapan Pemprov Jatim dalam menangani bencana alam. Nanti, akan ada bantuan-bantuan yang akan dikirimkan secara bertahap sesuai kebutuhan lapangan.
Pemprov, kata dia, telah berkoordinasi dengan BPBD Lumajang termasuk dengan perangkat desa setempat dan PPGA (Pos Pengamatan Gunung Api), dan mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas di aliran daerah aliran sungai (DAS) Mujur, Curah Kobokan dan DAS yang dimungkinkan dialiri guguran awan panas.
“Saya mengimbau agar masyarakat tidak panik. Kami tetap terus memonitor perkembangan melalui WAG (Whatsapp Group), Radio dan tetap mematuhi himbauan yang disampaikan PVMBG dan pemerintah,” ujar Khofifah.
Khofifah juga menyampaikan, dirinya juga telah meminta kepada bupati dan wali kota di Jatim diminta untuk saling bergotong royong membantu Kabupaten Lumajang yang tengah dilanda guguran awan panas Gunung Semeru.
“Insyaallah bupati dan wali kota serta jajaran TNI- POLRI, BNPB, SAR bergotong royong membantu masyarakat Lumajang,” ujarnya.
Bahkan, lanjutnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim bersama BPBD kabupaten setempat dan Tagana sudah saling bergerak dan berkoordinasi.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim mencatat, kronologi kejadian erupsi Gunung Semeru kali ini, berawal dari gugurnya awan panas Gunung Api Semeru, pada hari Sabtu, 4 Desember 2021 pukul 15.20 WIB, yang mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Supiturang, Kec. Pronojiwo.
Berdasarkan data dari BPBD Jawa Timur, saat ini visual Gunung Api Semeru masih tertutupi kabut, disertai hujan dengan intensitas sedang dan aktivitas APG masih terus berlangsung. Disisi lain, BPBD Kab. Lumajang tetap memonitor dan melakukan koordinasi dengan PPGA tentang perkembangan guguran awan panas Gunung Semeru. Sementara pada Pukul 16.40 WIB, getaran pada seismograf terpantau sudah mengecil.
Adapun beberapa titik lokasi pengungsi yang telah ditetapkan BPBD Jatim, antara lain berada di Balai Desa Penanggal, Balai Desa Sumberwuluh, Balai Desa Kamarkajang, rumah warga yang aman, Masjid Jarit, Kec. Candipuro. Hingga saat ini, BPBD Jatim dan Kab Lumajang masih terus melakukan pendataan terkait jumlah pengungsi.
Tingkat aktifitas Gunung Semeru sendiri berada di Level II (Waspada). Tempat-tempat yang terkena dampak beberapa lokasi, antara lain Kec. Pronojiwo meliputi Desa Curah Kobokan, Desa Supiturang dan Kec. Terletak di Candipuro, terutama di desa Sumberwuluh. Dampak dari Gunung Semeru antara lain pecahnya Jembatan Gladak Perak, Desa Curah Kobokan, membuat beberapa lokasi tidak bisa diakses dari Kabupaten Lumajang dan alternatifnya memutar melalui Kabupaten Malang. Beberapa rumah di Desa Curah Koboan kini tertutup material vulkanik.(AWN/fh)