Surabaya, JawaTimur, AWN (9/8/2023) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, melepas ekspor perdana ke Australia rumput laut jenis Gracilaria Sp yang diproduksi oleh Koperasi Agar Makmur Sentosa di Dusun Tlocor, Kec. Jabon, Sidoarjo, Jumat (4/8/2023).
Produk sebanyak 15 ton tersebut diekspor ke perusahaan Start Up bernama ULUU di Australia. Koperasi ini banyak mendapatkan pelanggan dari mancanegara. Selain Australia, Koperasi Agar Makmur Sentosa juga telah mengekspor 50 ton rumput laut kering ke China .
“Tentu ini menjadi hal yang luar biasa, bagaimana produksi rumput laut Koperasi Agar Makmur bisa menembus pasar ekspor. Artinya kualitasnya baik dan kuantitasnya akan terus dikembangkan mengingat permintaan dalam dan luar negeri cukup tinggi,” kata Gubernur Khofifah.
Bahkan diketahui bahwa produksi rumput laut di sini memang sudah skala besar. Setiap bulannya Koperasi Agar Makmur Sentosa mampu memproduksi 500 hingga 800 ton rumput laut kering dari 300 ha luasan tambak yang dikelola koperasi ini.
Hasil produksinya tak hanya memenuhi permintaan pasar luar negeri, koperasi ini juga memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
Pengiriman tersebut dilakukan tiap minggunya bergantung pada permintaan pasar. Biasanya, pengiriman pasar lokal dikirimkan ke wilayah Malang, Pasuruan, Singosari, Surabaya dan Sidoarjo.
Lebih lanjut Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa budidaya rumput laut di kolam tambak bisa dilakukan bersamaan dengan budidaya ikan bandeng atau udang atau menggunakan metode tumpang sari.
Sehingga hal tersebut beriringan dengan penerapan Green hingga Blue Economy. Sebab, jenis rumput laut Gracilaria Sp merupakan jenis rumput laut yang bisa hidup di tambak dan bisa mensubstitusi pemupukan.
“Karena banyak daerah Pantura yang masih sering kekurangan pupuk untuk tambak. Saya rasa penerapan metode tumpang sari ini juga beriringan dengan penguatan green economy hingga ke arah blue economy,” sebutnya.
Menurut Khofifah, jika metode tumpang sari ini terus dikembangkan oleh para petani tambak maka bisa terwujud kesejahteraan lebih signifikan. “Karena jika dihitung-hitung kalau pada luasan 1 hektar penghasilan dari tambak rumput laut mencapai Rp45 juta setahun. Ditambah dua kali panen bandeng 25 juta x 2 berarti 50 juta, ditambah lagi udang 3 kali panen dalam setahun kali 5 jt berarti 15 juta. Maka total setahun untuk satu hektar bisa menghasilkan 110 juta,” terang Gubernur Khofifah.
Dengan format tumpang sari, Menurutnya, ikan bandeng bisa panen 2 kali dengan nilai tiap panen Rp25juta, maka dengan total Rp95juta. Sementara jika udangnya bisa 3 kali panen dengan nilai tiap panennya Rp5 juta, sehingga totalnya bisa mencapai Rp110 juta.
Tak hanya itu, Ia juga berharap proses hiliriasi dengan pendirian pabrik pengolahan rumput laut bisa didirikan di kawasan Sidoarjo.
“Apalagi jika dibangun dekat dengan sumber bahan baku (raw material). Ini adalah berita yang bagus bagi kita semua,” ujarnya
Dalam kesempatan ini juga turut diserahkan pula 30 Sertifikat Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) oleh Dirjen Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Tubagus Haeru Rahayu kepada Herry Sudarmono, M. Sanaji, M. Nur Kholis, Mujiono, dan M. Kohar.(AWN)