AWN, (12/02/21) – Hanya segelintir orang yang akan tetap tenang (mungkin ilmu penguasaan diri dan pengelolaan emosinya di atas rata-rata, punya harta warisan yang tidak akan habis hingga tujuh turunan atau punya tabungan bernilai miliaran, sultan mah bebas!) apabila dihadapkan pada situasi seperti ini:
- Tidak ada kepastian kapan pandemi Covid-19 akan berakhir.
- Kehilangan pekerjaan.
- Bisnis sepi pelanggan.
- Harga kebutuhan pokok kian merangkak naik.
- Berdiam diri di dalam rumah dalam jangka waktu yang lama dan berkurangnya interaksi sosial.
- Aktivitas daring mendominasi keseharian.
- Konflik keluarga dan angka perceraian bertambah.
- Bencana alam silih berganti.
- Informasi palsu banyak tersebar di media sosial.
Apabila masalah atau situasi di atas saling berkolaborasi dan mengancam kenyamanan hidup, maka normal kok untuk merasa cemas. Merasa gelisah ketika akan bertemu dengan calon mertua untuk pertama kalinya atau hendak bernyanyi di hadapan ratusan orang dengan bermodalkan suara seadanya, juga normal. Namun kecemasan tersebut menjadi tidak lazim jika kadarnya mulai berlebihan, dirasakan hampir setiap hari dengan atau tanpa sebab sekalipun. Terlebih lagi jika kecemasan tersebut mulai menurunkan kemampuan berkonsentrasi dan memengaruhi produktivitas. Sebagai manusia yang awam akan ilmu kejiwaan, kurang mengenali perubahan emosi diri sendiri dan malah sibuk mengurusi perceraian para artis, penasaran dengan isi kartu debit pejabat, yuk mulai berkenalan ulang dengan jiwa masing-masing. Mungkinkah saat ini kamu, saya, atau mereka merasakan sebagian besar atau malah keseluruhan tanda-tanda di bawah ini?
- Merasa gugup, gelisah atau tegang.
- Panik dan merasa akan terjadi sebuah malapetaka atau peristiwa berbahaya.
- Jantung berdetak lebih cepat.
- Bernapas dengan cepat (hyperventilation).
- Berkeringat berlebihan.
- Badan gemetar.
- Merasa lemah atau mudah lelah.
- Kesulitan berkonsentrasi atau mengkhawatirkan banyak hal.
- Sulit tidur.
- Mengalami masalah gastrointestinal (GI).
- Sulit mengendalikan kekhawatiran.
- Memiliki dorongan untuk menghindari hal-hal yang memicu kecemasan.
Melansir dari Mayoclinic.org, gejala-gejala di atas cukup umum ditemui pada penderita gangguan kecemasan (Anxiety Disorders).
Ketika merasa yakin telah terpapar gangguan kecemasan tapi minim dana untuk berkonsultasi ke psikiater, tidak ada salahnya untuk mencoba tips-tips dari Helpguide.org sebagai berikut:
1. Pahami Kecemasanmu
Berdialog dengan diri sendiri sembari merenungi sumber atau pemicu kecemasan. Apabila sumbernya telah ditemukan, buatlah daftar solusi yang masuk akal dan bisa diimplementasikan secara nyata.
2. Dalam mengaplikasikan solusi
Berfokuslah pada hal-hal yang bisa dikendalikan, lalu evaluasi hasil yang telah dicapai.
3. Jaga kesehatan jiwa dan ragamu dengan cara:
- Bersikap baik kepada diri sendiri.
Menyenangkan diri dengan bersantai atau sekedar menyisihkan lebih banyak waktu untuk Me Time bisa bermanfaat untuk meningkatkan perasaan bahagia. Kamu tidak salah kok kalau mengalami gangguan kecemasan, percayalah, kamu tidak sendirian, banyak sekali manusia di seluruh dunia yang bernasib sama dan sedang berjuang seperti kamu.
- Pertahankan rutinitas.
Tidak banyak aktivitas di luar rumah yang bisa dilakukan di masa pandemi Covid-19, namun cobalah untuk tetap mempertahankan rutinitas harian, misalnya mempertahankan jadwal tidur, waktu makan, atau jadwal kerja, agar keseharian tetap terasa normal.
- Luangkan waktu untuk melakukan hobi.
Tidak peduli apapun hobimu, lakukan selama itu bisa mengurangi rasa khawatir dan membantu pikiran tetap tenang.
- Keluar dari rumah.
Tidak perlu pergi terlalu jauh, berjemur di halaman rumah pun sudah cukup, mungkin sambil membaca novel atau menonton video-video kesukaanmu di YouTube. Jika memungkinkan, sesekali ke taman atau berjalan-jalan di sekitar lingkungan tempat tinggalmu juga dapat membuatmu merasa lebih baik. Pastikan untuk menghindari keramaian, memakai masker dan menjaga jarak dari orang lain. Tetap patuhi protokol kesehatan ya!
- Berolahraga
Tetap aktif akan membantumu melepaskan kecemasan, menghilangkan stres, dan memperbaiki suasana hati. Berolahraga tidak harus di gym, kamu bisa bersepeda atau berjalan kaki di sekitar rumah, atau melakukan yoga di halaman. Video-video senam juga sudah banyak yang bisa diunduh, gerakannya pun mudah untuk diikuti.
- Lakukan latihan relaksasi.
Merasa cemas atau stres bisa membuat sistem saraf tidak seimbang. Oleh karena itu, teknik relaksasi seperti latihan pernapasan, meditasi, dan yoga dapat membantu mengembalikan keseimbangan. Lakukan secara teratur dan konsisten agar mendapatkan manfaatnya.
- Membantu orang lain.
Menolong tidak harus selalu dengan uang. Sumbangsih pikiran dan tenaga juga bisa berdampak besar bagi orang lain. Selain itu, menolong sesama akan memberikan perasaan damai, kamu akan merasa bahwa hidupmu lebih berarti dan bermanfaat.
- Hindari mengobati diri sendiri.
Apabila perasaan cemas terasa sulit untuk dikendalikan, mengonsumsi obat tanpa resep dokter sangat tidak dianjurkan. Kamu juga tidak disarankan meminum alkohol sebagai pelarian, karena itu justru akan memperburuk keadaan. Berkonsultasi pada psikiater yang berkompeten tetap menjadi pilihan terbaik.(awn/ftr)