Jakarta, Indonesia, AWN (8/9/2024) – Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menyampaikan sambutan kunci di hari kedua pelaksanaan Indonesia International Sustainability Forum (IISF), Jumat, 6 September 2024. Dalam sambutannya, Menlu menyoroti pentingnya meningkatkan investasi pada sektor energi bersih sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Energi terbarukan adalah energi masa depan. Energi bukan semata menjadi komoditas, namun menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Dunia berlomba-lomba beralih ke ekonomi rendah-karbon dan Indonesia ingin menjadi bagian dari itu”, ujar Menlu, menanggapi laporan Bloomberg tahun lalu tentang meningkatnya jumlah investasi untuk energi bersih secara global.
Menlu menekankan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah kunci kesejahteraan di masa depan. Indonesia terus menggunakan diplomasi untuk mendorong upaya berkelanjutan dan kerja sama global untuk mencapai SDGs dan menjalankan Paris Agreement. “Dengan adanya perubahan ekonomi global, diplomasi memiliki peran penting dalam mewujudkan masa depan yang berkelanjutan” tegas Retno.
Menlu menegaskan tiga prioritas utama yang harus dipenuhi untuk masa depan yang berkelanjutan.
Pertama, melakukan investasi dan membangun energi hijau.
Hal ini membutuhkan dukungan teknologi dan pendanaan yang signifikan, termasuk Just Energy Transition Partnership (JETP), yang diluncurkan Indonesia saat Presidensi G20 pada 2022, dan Asia Zero Emission Community (AZEC) dimana Indonesia menjadi salah satu pemrakarsa.
“Dari semua inisiatif tersebut, pesan Indonesia sangat jelas. Kita harus memastikan bahwa teknologi hijau menjadi barang publik. Saya berharap melalui IISF, kita dapat bekerja sama dengan erat dengan sektor swasta dalam rangka memastikan investasi untuk pengembangan teknologi hijau yang terjangkau”, tegasnya.
Kedua, memanfaatkan potensi besar ekonomi biru.
Menurut perkiraan, ekonomi biru dapat menghasilkan lebih dari USD 1,5 triliun dan membuka sekitar 30 juta lapangan pekerjaan per tahun. Untuk membuka potensi ekonomi biru tersebut, Indonesia telah meluncurkan Blue Economy Roadmap 2023-2045, yang bertujuan untuk mengembangkan sektor-sektor utama seperti akuakultur dan industri hilir perikanan, untuk memastikan pertumbuhan ekonomi selaras dengan upaya konservasi laut.
Ketiga, Menlu RI menekankan untuk fokus pada penyerapan karbon.
Sebagai negara hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia, Indonesia memiliki kapasitas untuk menyerap emisi dalam jumlah besar. Dengan tingkat deforestasi terendah dalam 20 tahun terakhir, dapat dipastikan Indonesia sudah berada di jalur yang benar” ujar Menlu. Lebih lanjut, Menlu menjelaskan bahwa Indonesia telah mengesahkan strategi jangka panjang untuk low carbon dan climate resilience tahun 2050 serta roadmap untuk mencapai target net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Sebagai penutup, Menlu Retno menegaskan kembali bahwa semua pihak memainkan peranan penting dalam upaya menuju ekonomi rendah karbon dan memastikan komitmen Indonesia untuk memperkuat kolaborasi dalam rangka mewujudkan masa depan yang berkelanjutan.
IISF 2024 diselenggarakan di Jakarta Convention Center mulai tanggal 5 hingga 6 Seeptember 2024 dan dihadiri oleh ribuan orang dari kalangan pemerintahan, swasta, filantropi, NGO, expert, dan akademisi dari dalam dan luar negeri. IISF menjadi platform bagi pemangku kepentingan dalam berkolaborasi dan bertukar best practices dalam mendukung dekarbonisasi dan mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan.(AWN)