Jakarta, AWN (11/9/2023) – Sejak Senin (4/9/2023) , para pemimpin negara telah berdatangan ke Indonesia di antaranya Perdana Menteri (PM) Vietnam Pham Minh Chinh, PM Malaysia Anwar Ibrahim, Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam, PM Kamboja Hun Manet, PM Laos Sonexay Siphandone, serta PM Singapura Lee Hsien Loong.
Dengan datangnya para pemimpin negara ASEAN ke Indonesia itu, Puan menilai hal tersebut semakin mengukuhkan peran Indonesia di mata dunia. Apalagi sebelum penyelenggaraan KTT ASEAN ini, Indonesia di bawah keketuaan DPR RI telah sukses menggelar Sidang Umum AIPA ke-44 pada 5-11 Agustus 2023 lalu.
“Indonesia telah menjadi trust holding untuk menggelar event-event bertaraf regional hingga dunia. Hal ini juga menunjukkan eksistensi kepemimpinan Indonesia di tingkat dunia,” terang Puan.
Pada KTT ke-43 ASEAN di mana Indonesia menjadi tuan rumah, terdapat 22 negara yang hadir. Dari 22 negara itu, 11 di antaranya merupakan negara anggota ASEAN termasuk Timor Leste yang baru saja bergabung. Sisanya adalah negara mitra yakni Korea Selatan, Jepang, India, China, Australia, Selandia Baru, Kanada, Rusia, Amerika Serikat (AS).
KTT ke-43 ASEAN di Jakarta juga turut mengundang 9 organisasi internasional dan tambahan dua negara lagi yakni, Bangladesh sebagai Ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) dan Cook Islands sebagai Ketua Pacific Island Forum (PIF).
DPR RI pun disebut selalu berkomitmen untuk bersinergi dengan Pemerintah dalam menghadapi tantangan regional bahkan dunia. Hal itu terlihat dalam Sidang Umum AIPA Ke-44, di mana parlemen-parlemen ASEAN berhasil menghasilkan 30 resolusi bagi Asia Tenggara.
Adapun 30 resolusi itu dihasilkan dari berbagai rapat komite yang merupakan rangkaian AIPA Ke-44. Antara lain, Parlemen Wanita AIPA, Parlemen Muda AIPA atau Young Parliamentarians of AIPA, Komite Ekonomi yang mengedepankan ekonom hijau dalam setiap agenda kerja sama ekonomi antar negara, Komite Sosial, Komite Organisasi, dan Komite Politik.
Menurut Puan, 30 resolusi yang dihasilkan Parlemen se-Asia Tenggara tersebut menjadi upaya AIPA untuk memberi masukan bagi Pemerintah negara-negara ASEAN untuk menghadapi berbagai isu, utamanya yang terkait erat dengan rakyat.
“Karena parlemen merupakan stakeholder yang mewakili perspektif rakyat yang diwakili sehingga berorientasi pada aspirasi rakyat. Khususnya mengenai pemenuhan hidup yang aman, tenteram, sejahtera, sehat, berkeadaban, dan bersahabat,” ujar cucu Bung Karno itu. (AWN)