Jakarta, AWN (16/11/2023) – Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid mengumumkan kedeputian baru yaitu Deputi Inklusi yang berisi para perempuan hebat.
Deputi Inklusi TPN Ganjar-Mahfud akan dipimpin Jaleswari Pramodhawardhani.Jaleswari Pramodhawardhani merupakan Deputi 5 Kantor Staf Presiden Bidang Politik, Hukum, Pertahanan, Keamanan, dan Hak Asasi Manusia.
Keberadaan deputi Inklusi adalah bentuk Komitmen TPN Ganjar-Mahfud untuk menyertakan semua kelompok atau individu dalam membangun bangsa.
Hal itu disampaikan Arsjad usai Rapat Pimpinan Parpol Koalisi Ganjar-Mahfud di Kantor TPN Ganjar-Mahfud, Gedung High End, Menteng, Jakarta, Rabu (15/11).
“TPN Ganjar-Mahfud hari ini kedatangan para perempuan hebat yang aktif di berbagai bidang mulai dari Politik, Demokrasi, Anti Korupsi hingga isu Lingkungan,” kata Arsjad Rasjid.
Menurut Arsjad, kehadiran perempuan hebat ini tentu menjadi suntikan energi baru bagi TPN Ganjar–Mahfud.
Tidak hanya untuk pemenangan namun juga untuk memperjuangankan nilai nilai, menyelamatkan Demokrasi seperti yang disampaikan oleh Mas Ganjar Pranowo dalam pidatonya di KPU semalam saat pengambilan nomor urut.
Arsjad mengajak semua pihak menjalani Pilpres dan pemilu 2024 dengan baik, jujur, adil dan baik. Sebab semua yang baik adalah untuk hasil yang baik.
“Pasangan Ganjar-Mahfud adalah sosok baik untuk niat dan awalan yang baik, insya Allah jalan dan hasilnya nanti pun juga baik,” pungkas Arsjad.
Diketahui, Deputi Inklusi yang dipimpin Jaleswari Pramodhawardhani memiliki sejumlah anggota di antaranya, para tokoh perempuan yakni, Sandra Moniaga, Nia Sjarifudin, Yustitia Arief, Ruby Khalifah, dan Ika Ardina.
Ini profile Deputi Inklusi TPN Ganjar Mahfud
Jaleswari Pramodhawardani
Sosok Jaleswari sendiri, saat ini menjabat sebagai Deputi V Bidang Politik, Hukum, Pertahanan, Keamanan, dan Hak Asasi Manusia di Kantor Staf Presiden (KSP).
Berikut ulasan mengenai profil Jaleswari Pramodhawardani, terkait pendidikan dan perjalanan karier perempuan yang dikenal sebagai akademisi, birokrat dan aktivis perempuan.
Jaleswari Pramodhawardani diketahui menamatkan pendidikan tingkat menengah pertama di SMP Negeri 20 Jakarta. Sementara, jenjang pendidikan menengah atas ia tempuh di SMA Negeri 39 Jakarta.
Ia kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi sarjana atau strata satu (S1) di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. Tak berhenti di tingkat S1, ia melanjutkan pendidikan ke jenjang magister di Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia dengan mengambil bidang studi gender.
Perempuan kelahiran Surabaya 11 Agustus 1964 ini, merintis karier sebagai peneliti di Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 1998.
Jaleswari juga menempati posisi sebagai Anggota Dewan Penasehat Konsorsium Reformasi Hukum Nasional atau KRHN. Posisi ini ia emban sejak 2003 silam hingga saat ini.
Sebagai seorang akademisi dan peneliti, ia dikenal publik sebagai aktivis yang giat menyuarakan pendapatnya tentang hak asasi manusia (HAM), serta pertanahan dan keamanan.
Perempuan yang akrab disapa Dani ini mulai terlibat aktif dalam birokrasi pemerintahan pada 2014, ketika ditunjuk sebagai Staf Khusus Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto. Posisi staf khusus ini diemban selama setahun, sebelum kemudian diangkat menjadi Staf Khusus Kepala Staf Kepresidenan RI.
Pada 2016, Jaleswari dilantik menjadi Deputi V Bidang Politik, Hukum, Keamanan dan HAM. Posisi ini kembali ia pegang pada 2020 melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2020 yang ditandatangani pada 15 Juni 2020.
Beberapa posisi penting di pemerintahan yang pernah ditempati Jaleswari Pramodhawardani antara lain:
- Dewan Pengarah Tim Evaluasi Kelembagaan Kantor Staf Presiden.
- Pengarah Tim Monitoring Pelaksanaan Otonomi Khusus Papua dan Papua Barat Kementerian Dalam Negeri.
- Penanggung Jawab Tim Percepatan Penyelesaian Konflik Agraria Kantor Staf Presiden.
Sebagai peneliti, selain di LIPI Jaleswari juga aktif dalam keanggotaan Perhimpunan Indonesia Untuk Pembinaan Pengetahuan Ekonomi dan Sosial (Bineksos). Ia juga mengemban tugas sebagai Penasihat Senior di The Indonesian Institute, yakni di Center for Public Policy Research.
Sandrayati Moniaga
Sandayati Moniaga lahir 19 Oktober 1961 merupakan salah satu komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Republik Indonesia.Sandrayati meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung pada tahun 2003. Saat ini, ia merupakan kandidat doktor di Universitas Leiden, Belanda. Sandrayati banyak menghabiskan waktunya di HuMA (Perkumpulan untuk Pembaruan Hukum Berbasis Masyarakat dan Ekologis).
Pendidikan Non Formal
- Pelatihan Dasar-dasar Pecinta Alam oleh Mahitala UNPAR di Bandung dan Lembang (1982)
- Pelatihan Konservasi Alam Hutan oleh Sekretariat Kerjasama Pelestarian Hutan Indonesia di Kalimantan Timur (1986)
- English for Academic Writing oleh University of Leiden (2006)
Karir
- Koordinator Pengembangan Sumber Daya di Sekretariat Kerjasama Pelestarian Hutan Indonesia/SKEPHI (1987)
- Wakil Direktur Lembaga Bela Banua Talino (1993)
- Koordinator Program Hukum dan Lingkungan di WALHI (1993)
- Ketua Badan Pengurus ELSAM (sejak 2010)
- Anggota Dewan Pakar Konsorsium Pembaruan Agraria (sejak 2010)
- Wakil Ketua Bidang Eksternal Komnas HAM (2012-2013)
- Anggota Komnas HAM (2012-2017)
Nia Sjarifudin
Nia Sjarifudin adalah aktivis anti diskriminasi terutama dalam bidang agama dan kepercayaan di Indonesia. Saat ini Nia menjabat sebagai Ketua Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI) dan Wakil Sekretaris di Indonesia on Religion and Peace.
Nia banyak menginisiasi organisasi advokasi, antara lain dengan mendirikan Masyarakat Anti Nuklir (MANI) yang mengkritisi pembangunan PLTN Muria, Jawa Tengah Tengah, Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP), Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI) dan lainnya.
Nia telah berhubungan dengan isu-isu sosial sejak masa kuliah pada era Orde Baru. Kegiatan sebagai pencinta alam sejak di SMA Labschool Rawamangun Jakarta amendorong kepeduliannya terhadap isu-isu lingkungan. Selain itu ia kritis terhadap Orde Baru, di mana ia dekat dengan isu-isu demokratisasi. Nia merupakan salah satu inisiator terbentuknya Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Nasional yang melakukan pemantauan terhadap Pemilu pada era Orde Baru.
Ia juga kemudian aktif dalam isu-isu hak perempuan, terutama yang terkait dengan hak-hak politik perempuan. Sejak reformasi hingga kini, Nia aktif dalam memperjuangkan advokasi untuk peningkatan keterwakilan perempuan, terutama di parlemen yang dikenal dengan sebutan affirmative action quota perempuan minimal 30%. Selain itu Nia juga sering dikenal menjadi fasilitator dan Narasumber untuk isu Demokrasi, gender dan Kebhinnekaan.
Aktivisme
- Inisiator pembentukan Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Nasional.
- Perserikatan Solidaritas Perempuan dan Gerakan Pemberdayaan Swara Perempuan (GPSP).
- Sekretaris Jendral di ANBTI.
- Staf Ahli Utama di Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) tahun 2017-2018
Yustitia Arief
Yustitia Arief, seorang pegiat kesetaraan untuk disabilitas. Yustitia juga merupakan pendiri Advokasi Inklusi Disabilitas (AUDISI).
Yustitia pun tergerak untuk mendirikan sebuah yayasan yang dapat memberi advokasi dan bimbingan terhadap penyandang disabilitas. Pada 2017, ia mendirikan Advokasi Inklusi Disabilitas (AUDISI), yaitu sebuah yayasan disabilitas yang bergerak di bidang pemberdayaan dan advokasi kebijakan.
Yustitia, melalui AUDISI, pun telah menunjukkan dukungan positif bagi pemerintah. Selama empat tahun berdiri, AUDISI sudah mengawal lahirnya Peraturan Daerah (Perda) Disabilitas Nomor 14 tahun 2019 untuk penyandang disabilitas Provinsi Banten dan Perda Disabilitas Tangerang Selatan. Yayasan yang berlokasi di Tangerang, Banten, tersebut juga telah menyatukan berbagai organisasi disabilitas di wilayah Banten.
Perjuangan Yustitia untuk meningkatkan kesetaraan penyandang disabilitas masih belum berhenti di sini. Ia akan terus memberi advokasi bagi penyandang disabilitas agar mereka bisa berkembang secara optimal dan dapat bergaul dengan anak-anak non-disabilitas lainnya.
Ruby Kholifah
Dwi Rubiyanti Kholifah lahir di Banyuwangi Jawa Timur pada tanggal 4 April 1975. Sosok yang lebih dikenal dengan panggilan Ruby Kholifah atau Ruby ini adalah perempuan aktivis perdamaian yang menjabat sebagai Sekjen Asian Muslim Action Network (AMAN), Country Representative of AMAN Indonesia. Ia juga merupakan seorang penulis, pelajar, trainer, fasilitator, dan konsultan di tingkat nasional dan internasional. Ia aktif melakukan kerjasama multisektor dalam penguatan kapasitas perempuan untuk mencegah ekstrimisme tanpa memandang agama, etnis, dan kelas sosial, sehingga perempuan dapat memainkan peran penting dalam membangun perdamaian yang berkelanjutan.
Ruby menempuh pendidikan S-1 Sastra Inggris di Fakultas Sastra, Universitas Negeri Jember (1994-1999). Kesadaran gender Ruby mulai terbentuk sejak ia aktif di kampus terutama melalui organisasi eksternal PMII. Momentumnya saat ia mengikuti seminar tentang feminisme yang diadakan oleh Fakultas Sastra Universitas Negeri Jember. Selain karena dorongan dari keluarga terutama ibunya yang selalu berpesan agar menjadi perempuan mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Nasihat inilah yang menjadi semangat baginya untuk terus bergerak. Ia bertumbuh menjadi perempuan yang berani dan belajar banyak tentang kepemimpinan dan menyuarakan aspirasi perempuan.
Ruby melanjutkan studi magisternya di bidang Kesehatan dan Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Mahidol, Thailand (2003-2005). Dari sinilah awal mula ia memulai karier di AMAN.
Selain pendidikan formal, Ruby juga menempuh pendidikan non formal di berbagai tempat, antara lain: Training on Reflective Structured Dialogue, Jakarta, 2019; Advance Training on Mediation, yang diselenggarakan oleh MBB and Rotary Club di Jakarta, Juli 2016; Training on mediation di Romania, diselenggarakan oleh Mediation Beyond Boarder, April 2015; GALAA Advocacy Training on Human Rights, Democracy and Development, 2-8 Agustus 2014, Training on Collective Advocacy by UNDP di Bangkok, 5-9 Mei 2014; Leadership Training of Asia Development Fellows diselenggarakan oleh Lee Kuan Yew School of Public Policy, 4-8 April 2014.
Ruby memulai karier di AMAN pada tahun 2003. Saat menempuh pendidikan Magister di Universitas Mahidol Bangkok, Thailand, ia melamar pekerjaan sebagai koordinator AMAN di Bangkok. Kemudian Ruby memutuskan pulang ke Indonesia agar lebih maksimal melakukan perubahan di negaranya. Berkat dorongan dari AMAN, akhirnya ia membuka kantor AMAN di Indonesia.
Kemampuan Bahasa Inggris yang ia miliki memudahkannya untuk menjalin kerja-kerja diplomasi NGO lintas negara dan menyebarkan nilai dan segala praktik baik di Indonesia, terutama dalam mempromosikan gerakan KUPI. Yaitu, gerakan baru yang muncul dari Indonesia dan sangat memungkinkan untuk diadapsi oleh negara lain, terutama bagi mereka yang memiliki otoritas keagamaan.
Kini Ruby juga menjabat sebagai Sekjen AMAN di tingkat Asia, karena AMAN sedang mengambangkan skenario gerakan perubahan dari Indoensia. Semangat ini memiliki kesamaan dengan gerakan KUPI yang mengharapakan adanya perubahan sosial. Oleh karena itu, AMAN Indonesia selalu mendukung penuh kerja-kerja KUPI.
Ruby juga berpengalaman sebagai fasilitator perencanaan strategis organisasi nirlaba, baik di tingkat nasional maupun internasional. Ia juga sebagai reviewer proposal kemitraan untuk beberapa donor, juga pernah sebagai konsultan dalam perencanaan strategis program bersama KOMNAS Perempuan dan Kementerian Agama (Kemenag).
Penghargaan Dan Prestasi
- N-Peace Award 2016
- 100 women of Salt Magazine 2015
- One of The BBC’s 100 Women 2014 (Award for the most influential women BBC’s version)
- Asian Development Fellow 2014 (TAF)
Ruby juga merupakan seorang penulis.
- Penulis Buku Panduan Dialog Terstruktur dan Reflektif: Pengembangan Skill Dialog Menerima Perbedaan (2021)
- 4 Buku Seri Kajian Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan, The Hidden Pearls – Heroic Stories of Women Peace Buliders (2016)
- The Future of Asian Feminisms: Confronting Fundamentalism, Conflict and Neoliberalism (2012)
Ika Ardina
Ika Ardina adalah seorang aktivis Perempuan.(AWN)